Sabtu, 28 Januari 2017

Saya dan Bintang


Malam ini seperti malam yang biasa-biasa,gw tidur .kaki menghadap jendela,ngelietin langit.menyapa kehidupan yang bersinar di atas sana.setelah gak ngeliet apa-apa selain langit yang hitam kelam,ternyata gw baru sadar kalo ini jakarta.Gak ada bintang yang mau singgah di kota ini.Huuh gw memejamkan mata sejenak.

Lantas pikiran ini kembali ke masa-lalu dengan mesin waktunya..

Indramayu ,KarangAmpel, Komplek Pertamina Mundu ,rumah favorit gw Jl.Gardenia blok C.52 pukul 17:45 sekitaran tahun 2002

Gw mengambil sepeda kesayangan.Udah mau magrib dan waktunya ke mesjid.Tapi sebelumnya gw musti jemput sahabat gw dulu yang rumahnya cuma 5 blok dari rumah gw.

Wahyuuu !!!
Wahyuuuuuu!!!
gw memanggil-manggil
Sebelum orangnya keluar gw akan membicarakan sedikit kisah tentangnya
Wahyu ini adalah adik kelas gw,yang saat itu gw baru menginjak kelas lima SD
Gw sangat senang berteman dengan si wahyu ini,selain temen gw lainnya
 Walau gw kalo berantem selalu kalah sama si Wahyu...Tapi dikala gw tertindas si Wahyu ini suka membela gw..


Ia kiiiii
bentar ..Lantas si Wahyu keluar bersama Ibunya...dan setelah saliman ,dia mengambil sepedanya yang terpakir di teras rumahnya.

Wuuush doi menggowes sepedanya dengan kencang melewati gw
Karena dulu masih jadi anak-anak yang labil gw gak terima disalip tanpa sepertujuan  kalo sekarang mah alon-alon asal kelakson.Yang cepet duluan ya monggo.





rute untuk menuju masjid gak jauh,kira-kira 600 meter dari rumah

Kita harus melewati,jembatan besar ,lapangan tenis disini terpisah menjadi 2 rute yaitu lewat G.O.R atau lewat Lapangan bola yang dua-duanya sama-sama menhubungkan kita melewati TK. abis itu baru-lah sampai ke masjid

Gw selalu kalah sama dia saat balapan sepeda.Gw juga gak ngerti kenapa.Tapi emang kemungkinannya Vo 2 max gw memang rendah kali.


Sampe mesjid dan shalat Magrib


Ini adalah tahiyat akhir shalat magrib malam itu.Diantara orang-orang yang seneng banget di tahiyat akhir pertanda shalat sudah mau kelar.Gw malah semakin gelisah.Shalat selesai berarti gw bakal pulang ke rumah.Gw bakal melewati dua alternatif jalan menuju rumah gw yang dua-duanya pasti  melewati tempat yang disakralkan oleh anak-anak komplek kalau malam hari.tempat itu adalah TK !

Sebelumnya gw musti ngejelasin kalo gw bukan anak yang terlalu penakut pada saat itu.
Tapi normalnya sih anak-anak komplek  pada takut kalo lewat situ.Biar gw beri penjelasan latar gimana kondisi komplek rumah gw yang berada di pedaleman desa di kabupaten  Indramayu itu.


komplek rumah gw didominasi oleh pohon-pohon gede,seperti pohon Mangga dan Akasia.Karena kebanyakan yang tinggal di sini berasal dari luar daerah(tinggal disini karena pekerjaan ),dan populasi rumah yang ditinggali juga sedikit,maka menyisakan banyak rumah-rumah kosong.Jadi kalo udah malem orang-orang jarang banget yang keliatan.Sumpah sepi banget komplek gw kayak kuburan.Yang ke mesjid juga bisa di itung pake jari dan mereka biasanya itu ya bapak-bapak yang bawa mobil sendiri.

Dan gw ngaku kalo gw sering ke mesjid adalah sebuah pencitraan terselubung biar gw dikasih jajan berlebih ama nyokap dan uangnya buat  ngumpulin  tazos yang ada di chiki-chiki.Kerena sesungguhnya  pada jaman itu orang keren dilihat bukan seberapa canggih gagdetnya  tapi seberapa banyak koleksi tazosnya.

Setelah kelar sholat kita berdua berpisah dengan teman-teman yang lain ,karena cuma rumah gw dan  si Wahyu yang searah.Persimpangan jalan sudah di depan mata.Kita berdua menghentikan sepeda kita.Angin malam sudah bergerak,meniupkan sepoinya yang misterius.Hanya angin yang boleh bersuara.Mendominasi kondisi malam yang kosong tanpa bulan.Temaram lampu jalan yang berwarna kuning redup seakan menjadi satu-satunya penunjuk jalan trek kita.Pohon-pohon begajulan seperti memiliki tangan untuk berbuat sesuka hati mereka.

Kita berdua berpandang-pandangan
"Lewat lapangan apa GOR ?" Wahyu bertanya pelan
"GOR lah lapangan mah cemen,banyak lampunya"dalem hati gw sih pengennya lewat lapangan
"Yaudah "Wahyu menelan ludah
"Yaudah "keringat gw menetes dari pelipis mata
 Lalu si wahyu melengos dengan kecepatan diatas rata-rata,meninggalkan gw yang terdiam karena belum sempat menelan ludah yang mengganjal di kerongkongan.

TK kala itu seakan memiliki aura yang paling kelam dan mencekam.Suara ayunan yang bergerak.Pepohonan yang melambai-lambai.dan bayangan wanita berambut panjang yang menjadi mitos kala itu seakan menyambut kita berdua.

Tiba saatnya kita berdua melewati TK.Dengan gemeter gw mencoba mengendalikan setang sepeda dengan benar.Suasana sepi dan imajinasi tentang  sang penunggu TK membuat bulu kuduk gw langsung merinding.Dan saat itu kadar keberanian gw sudah dibawah batas normal.Hasilnya positif kalo gw ketakutan saat itu. .Kalo udah gitu gw langsung kayuh sepeda sekuat tenaga sampe kaki hampir mati rasa dengan mulut komat kamit membaca Al-fatihah lalu disambung An-nas sambil teriak-teriak.Dari kejauhan gw juga mendengar suara si wahyu khusyu banget membaca surah Al-Ikhlas.Satu menit yang sangat panjang malam itu.Dan juga malam-malam berikutnya.

Tapi ada malam diantara malam yang menjadi sangat istimewa.Langit seakan memberi kebaikannya malam itu.Gelapnya malam seakan membuka tirai yang terkunci.Membebaskan segala hal yang dapat menumbuhkan keberanian.Iya Bintang-bintang turun dari persembunyiannya.Membiarkan orang-orang yang digoda setan ataupun dirasuk persepsi menjadi lupa akan ketakutannya.Lupa akan keharusannya.Dengan mata yang mengadah ke atas.Mencoba meneliti mana kerlip yang paling biru.Ataupun mencari  Kejora yang paling besar.Seram telah berganti menjadi takjub kali ini dan mungkin seterusnya.

Mulai hari itu gw mulai menyukai bintang.Gw mengerti diantara sisi keburukannya, malam juga memiliki sisi baiknya.Pada malam itu dimana setiap pertanyaan yang telah terjemput oleh jawaban masing-masing.Memberi suatu pengelihatan baru dalam diri gw.Jika ada saatnya ketakutan datang.Gw akan selalu melihat ke atas.Mencari bintang yang paling gemerlap untuk mengambil setetes cahayanya ke dalam mata.Hingga mengusir rasa takut yang amat sementara.Dan jika malam enggan memberikannya.Gw bisa mencari manusia-manusia di sekitar yang memiliki mata yang bercahaya seperti Rigel  atau Sirius.Yang rela membantu dengan segala kepasrahannya.Mendampingi dengan segala resiko yang akan ditanggungnya .Membuang gelapnya hari dan menggantinya dengan sinar ketenangan.Tidak apa-apa gw belum menemukannya hari ini.

Sekarang setelah kembali ke peradaban yang asli.
28-januari 2017, Setu , Cipayung Jakarta Timur jam 01:12

Gw termenung menatap jendela.Jalanan,deru kendaraan sepoi angin yang meniti malamnya Jakarta.Masih sama.Kantung mata gw mulai berat.Waktu sudah ingin dirangkul oleh guling kesadaran.Menuju alam yang sudah tak sabaran untuk dijamah.Ketika kita tidak pernah tahu apa yang akan diberikan olehnya nanti.Sebelum kantuk yang semakin erat pelukannya..
Gw mengambil secarik kertas . menuliskan nama Wahyu disana . Lalu menempelkannya pada styrofoam yang menempel di dinding.Suatu saat mungkin kita akan bertemu .Semoga bukan saat malam yang sedang gelap-gelapnya lagi.

















RIzqy Ardiansyah Web Developer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih atas kunjungan anda di blog saya yang masih acak-acakan karena di tulis dengan nafsu menulis yang kuat